Subjek
- #Nilai Hidup
- #Syukur
- #Ketahanan
- #Penjernihan Pikiran
- #Positif
Dibuat: 2024-10-17
Dibuat: 2024-10-17 18:53
Sudah lama keluhan (‘불평’) bercokol dalam kehidupan kita. Mengapa saya tidak memiliki ini, mengapa saya kekurangan ini, mengapa hidup saya seperti ini, dan berbagai keluhan lainnya memenuhi pikiran kita.
Suatu saat, rasa syukur (‘감사’) menghilang dari kehidupan kita. Jika kita melihat sekitar, kita memiliki banyak hal, tetapi kita tidak mensyukuri hal tersebut. Saya berusaha untuk bersyukur kepada Tuhan yang saya percayai. Namun, itu sulit. Bahkan bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, bersyukur bukanlah hal yang mudah. Manusia adalah makhluk yang bodoh dan lemah, yang mudah melupakan.
Saat berjalan-jalan, saya berpikir, bukannya bertanya ‘mengapa saya tidak memiliki ini?’, melainkan ‘mengapa saya memiliki ini?’. Dengan begitu, rasa syukur akan meluap. Jika kita terus-menerus memikirkan ‘mengapa saya tidak punya rumah, mobil, uang, atau mengapa saya tidak bisa menghasilkan uang?’, kita tidak akan bisa berkembang. Kita hanya akan merasa lelah.
Bukannya bertanya ‘mengapa saya memiliki penyakit ini, mengapa saya memiliki masalah ini?’, tetapi bertanya dari sisi positif. Misalnya, jika saya memiliki mobil, saya akan berpikir ‘mengapa saya memiliki mobil ini, saya sangat bersyukur memiliki mobil’. Memang, karena memiliki mobil, saya bisa berpikir seperti itu, tetapi saya tidak terlahir dengan mobil, jadi saya bisa bersyukur atas hal ini.
‘Mengapa saya memiliki istri yang baik, mengapa saya memiliki suara ini, mengapa saya memiliki pekerjaan dan rekan kerja, mengapa saya mendapatkan uang setiap bulan, mengapa saya memiliki kaki yang sehat sehingga saya bisa berjalan dengan baik?’ dan lain sebagainya.
Dengan fokus pada apa yang kita miliki dan bersyukur atasnya, kita dapat memperoleh ketahanan mental. Dengan mensyukuri, kita dapat membersihkan pikiran kita dan mendapatkan kekuatan baru untuk melangkah maju. Saya berharap semua orang dapat melakukan hal tersebut.
Komentar0