에코훈의 메아리

[Ecohoon] Pelajaran dari Kemenangan Tanpa Kekalahan Leverkusen

  • Bahasa Penulisan: Bahasa Korea
  • Negara Standar: Semua Negaracountry-flag
  • Olahraga

Dibuat: 2024-06-25

Dibuat: 2024-06-25 08:31

Eropa masih dipenuhi dengan semangat sepak bola. Liga sepak bola Eropa biasanya berakhir pada bulan Mei. Para pemain Eropa yang bermain di liga Eropa saat ini sedang sibuk dengan jadwal padat untuk Euro 2024. Di antara mereka, negara yang dianggap sebagai kandidat juara dalam kompetisi ini adalah Jerman, dan Jerman telah menghasilkan tim juara yang tak terkalahkan. Liga sepak bola Jerman disebut 'Bundesliga', dan dalam Bundesliga 2023-2024 ini, muncul tim yang mencatatkan rekor juara tanpa terkalahkan sekaligus juara pertama. Tim tersebut adalah 'Leverkusen'.


Leverkusen adalah tim yang sudah familiar bagi penggemar sepak bola Korea. Dulu, pelatih Cha Bum-kun bermain untuk Leverkusen, dan Son Heung-min juga bermain di Leverkusen sebelum pindah ke Tottenham. Bisa dibilang, Leverkusen adalah klub ternama di Jerman. Namun, mereka selalu dibayangi oleh sebuah catatan buruk, yaitu belum pernah memenangkan gelar liga. Leverkusen telah mencatatkan lima kali runner-up dan tidak pernah menjadi juara, sehingga mereka mendapat julukan ejekan 'Neverkusen' yang berarti 'tidak pernah Leverkusen'. Namun, tim ini mengalami transformasi setelah dilatih oleh Xabi Alonso dan berhasil memenangkan gelar liga tanpa terkalahkan, serta meraih juara di turnamen piala. Tim ini berhasil meraih gelar juara pertama mereka dengan sangat gemilang.


Dengan melihat Leverkusen, ada tiga hal yang bisa kita pelajari.


1. Tidak Ada yang Tidak Mungkin - Juara Setelah 120 Tahun

Leverkusen didirikan pada tahun 1904. Klub ini sudah sangat tua, dan meskipun memiliki rekam jejak juara Piala UEFA, mereka belum pernah meraih gelar juara liga. Mereka telah membina pemain, merekrut pemain, mengganti pelatih, dan melakukan banyak perubahan, tetapi selalu gagal dalam meraih gelar juara liga. Hal ini karena Bayern Munchen selalu menjadi penantang terkuat. Bayern Munchen telah mengincar gelar juara selama 12 tahun berturut-turut. Jerman seolah-olah didominasi oleh Munchen. Banyak tim yang menantang, tetapi selalu gagal, dan Leverkusen berhasil menghancurkan dominasi tersebut.


Tidak ada yang tidak mungkin. Tim yang dianggap sebagai kandidat juara pun bisa kalah. Tidak ada yang pasti. Meskipun mereka kuat, kita tetap memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk mengalahkan mereka. Pahlawan selalu lahir di masa sulit. Melihat susunan pemain, Bayern Munchen seharusnya menang, bahkan susunan pemain Leverkusen tampak lebih lemah. Mengapa tim dengan pemain seperti itu bisa menang? Kita jadi bertanya-tanya. Xabi Alonso, pelatih Leverkusen, berhasil mengatasi hal ini dengan strategi dan manajemen pemain yang brilian.


Seperti Daud yang mengalahkan Goliat, orang kecil pun bisa mengalahkan orang besar. Semua orang menganggap itu tidak mungkin, dan karena itu tidak ada yang mau mencoba, padahal itu layak untuk dicoba. Leverkusen sudah melakukannya, mengapa kita tidak bisa?


2. 'Selamanya' Itu Tidak Ada - Juara Tanpa Kekalahan

Sebenarnya, juara tanpa kekalahan adalah hal yang sangat sulit. Dalam liga, ada 34 pertandingan, dan jarang ada tim yang tidak pernah kalah. Tentu saja, tidak semua 34 pertandingan dimenangkan. Leverkusen memenangkan 28 pertandingan dan seri 6 kali untuk meraih gelar juara. Di liga-liga top Eropa, sejak tahun 2000-an, hanya ada dua tim yang berhasil menjadi juara tanpa terkalahkan, yaitu Arsenal dan Juventus, dan Leverkusen berhasil menambah daftar tersebut.


Tidak ada yang mengatakan bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadi juara tanpa terkalahkan. Menang itu sulit, tetapi kemenangan bisa diraih dalam berbagai bentuk. Karena itu, tidak ada yang mengatakan bahwa kita tidak akan pernah bisa melakukannya. Justru, pernyataan 'tidak akan pernah' itu sendiri tidaklah abadi. Dalam hidup kita, saya harap kita tidak menggunakan istilah 'tidak akan pernah' atau 'tidak mungkin'. Itu bisa terjadi. Itu mungkin. Daripada berkata 'saya tidak akan pernah bisa', lebih baik berkata 'saya akan bisa'. Bagaimana kita bisa tahu bahwa itu tidak akan pernah terjadi?


3. Pentingnya Kepemimpinan

Pemain-pemain hebat telah melewati klub ini. Pelatih-pelatih hebat juga pernah ditunjuk. Namun, hasilnya tetap kurang memuaskan. Pada pertengahan musim 2022, Xabi Alonso ditunjuk sebagai pelatih Leverkusen, dan potensi perkembangan tim mulai terlihat. Pada musim 2022-2023, mereka mengakhiri liga di posisi ke-6 dan mendapatkan tiket ke Piala UEFA. Dan di musim berikutnya, tahun ini, mereka membuat gebrakan.


Xabi Alonso terbukti cerdas secara taktis dan bijaksana dalam mengelola pemain. Dia merekrut pemain seperti Grimaldo, Xhaka, dan Hoftmann, dan melepas Moussa Diaby, pemain andalan tim, dengan harga transfer tertinggi dalam sejarah klub. Dia dengan berani merekrut pemain yang sesuai dengan gayanya. Yang paling mengesankan dari Xabi Alonso adalah dia secara langsung memberikan tendangan kepada pemain-pemainnya saat sesi latihan. Xabi Alonso lahir pada tahun 1981, dan usianya sekarang 43 tahun. Dia adalah pelatih yang relatif muda. Dia adalah spesialis tendangan, dan kemampuan tendangannya masih sangat baik. Ki Sung-yueng juga pernah kagum dengan tendangan Xabi Alonso dan berusaha mempelajari kemampuannya.


Banyak pelatih yang telah menangani Leverkusen, tetapi alasan mengapa Xabi Alonso berhasil adalah ini. Dia tetap menjaga kemampuannya dan berlatih bersama para pemainnya. Meskipun dia seorang pemimpin, dia meluangkan waktu untuk bersama para pemainnya. Pemain-pemainnya tidak bisa tidak mempercayai kemampuannya dan termotivasi olehnya. Manajemen diri dan kasih sayangnya kepada para pemainnya terbukti sangat berpengaruh.


Ketika kita menjadi pemimpin, kita juga perlu terus berusaha berkembang dan membagikan kemampuan kita kepada anggota tim. Saya tidak bicara soal 'micromanagement'. Kita perlu mempercayai, membantu, dan memimpin tim. Kita tidak boleh menjadi pemimpin yang hanya berdiam diri, berpangku tangan, tidak berkembang, dan hanya fokus mempertahankan keadaan, tetapi harus menjadi pemimpin yang tumbuh bersama tim.


#Leverkusen #Bundesliga #JuaraTanpaKekalahan #Pelajaran

Komentar0