Subjek
- #Kepercayaan Diri
- #Tantangan
- #Son Heung-min
- #Mentoring
- #Son Woong-jung
Dibuat: 2024-02-29
Dibuat: 2024-02-29 17:16
Foto=Tangkapan Layar YouTube Mind_Success
Saya punya waktu luang, jadi saya pergi ngopi bareng adik jemaat. Karena saya dianggap sebagai kakak jemaat (?), saya biasanya memperhatikan orang-orang di gereja. Salah satunya, saya bertemu dengan adik yang sedang menghadapi beberapa kesulitan baik di lingkungan sosial maupun di gereja, lalu kami mengobrol.
Memberikan nasihat kepada seseorang adalah hal yang berharga, menurut saya. Karena itu berarti saya dianggap sebagai orang yang telah bertumbuh dan memiliki banyak pengalaman. Terkadang, hal ini juga menjadi kelemahan saya.
Sejak kuliah, saya aktif dalam kegiatan mentoring dan jika dilihat dari hasil tes Enneagram, saya memang tipe orang yang suka menolong orang lain. Jadi, saya cenderung untuk menawarkan bantuan lebih dulu. Namun, saya pernah menyadari bahwa saya memberikan nasihat meskipun orang tersebut tidak menginginkannya, dan sebagai balasannya, ia menunjukkan penolakan yang kuat sehingga menimbulkan konflik.
Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat. Saya berusaha untuk hanya memberikan bantuan ketika orang tersebut benar-benar menginginkannya. Begitu pula dengan teman yang saya temui hari ini, saya berusaha untuk berhati-hati dalam memberikan nasihat, meskipun tetap saja terdengar seperti orang tua yang sok tahu, tetapi saya berusaha untuk menyemangatinya.
Poin utama yang saya sampaikan adalah, pertama, ‘rasa percaya diri’ dan kedua, ‘tantangan’. Ayah dari Son Heung-min, Son Woong-jung, berkata kepada anak-anak yang belajar sepak bola darinya, “Laki-laki itu apa? Rasa percaya diri! Tembok sepak bola dunia tidak pernah setinggi itu!” Benar sekali. Tunjukkan dengan percaya diri apa yang telah kamu pelajari dan alami. Jika rasa percaya diri kurang, kita mungkin tidak dapat mengeluarkan kemampuan terbaik kita, 100% dari kemampuan kita.
Jika tidak melakukan apa pun, tidak akan ada yang terjadi. Meskipun kita memiliki keinginan dan harapan untuk melakukan sesuatu, jika tidak berani menantang diri sendiri, tidak akan ada yang terjadi. Meskipun kita belum mahir, kita perlu mencoba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kita mampu melakukannya atau menyukainya. Secara pribadi, saya berpikir bahwa daripada menyesali karena tidak pernah menyatakan perasaan kepada seseorang yang kita sukai karena takut ditolak dan kehilangannya, atau karena malu jika ditolak, lebih baik menyatakan perasaan kita, mengungkapkan isi hati kita, dan mengetahui perasaan orang tersebut, meskipun akhirnya kita menyesal karena ditolak.
Melalui pertemuan hari ini, saya bersyukur karena dapat menjadi kakak yang baik, dan saya juga bersyukur karena ada adik yang mau mendengarkan cerita saya dan mencoba menerapkannya. Saya juga merasa bahwa dengan membantu orang lain, saya bisa memeriksa diri sendiri dan mengingat kembali tujuan saya. Ini adalah waktu yang berharga. Ke depannya, meskipun saya masih banyak kekurangan, saya berharap bisa berbagi cerita saya dan memberikan semangat kepada banyak orang. Saya juga merasa bahwa saya harus terus berusaha menjadi orang yang bisa membantu orang lain.
Komentar0