Subjek
- #Pesan
- #Penandatanganan Kontrak
- #Fandom
- #Pembukaan Pasar
- #Konsumsi Era Baru
Dibuat: 2024-05-10
Dibuat: 2024-05-10 14:03
Saya berlangganan buletin produk dari Josh di LinkedIn, dan banyak sekali wawasan berharga yang saya dapatkan di sana. Salah satu topiknya menginspirasi saya untuk berbagi cerita saya sendiri.
Nishino Akihiro adalah seorang pengusaha dan komedian Jepang. Kabarnya, ia menjadi terkenal di Indonesia berkat bukunya yang berjudul ‘Mimpi dan Uang’. Akihiro berpendapat bahwa ‘konsumsi di era baru’ berpusat pada ‘fandom’. Artinya, orang-orang tidak lagi membeli berdasarkan fungsi, tetapi lebih memperhatikan ‘siapa’ yang menjualnya. Untuk itu, ia menyarankan agar kita membagikan kisah perjalanan kita dan meminta orang lain untuk mendukung kita.
Sebenarnya, sebagian besar produk saat ini memiliki fungsi yang serupa. Meskipun kita berupaya mencari USP (Unique Selling Proposition/Keunggulan Penjualan Berbasis Perbedaan), pada dasarnya tetap saja mirip. Ada pepatah yang mengatakan, ‘pesan itu kurang penting daripada pengantarnya’. Pesan yang sama bisa dimaknai berbeda oleh penerima tergantung siapa yang menyampaikannya. Di zaman sekarang, hasil yang didapat bisa berbeda meskipun yang menawarkan produk adalah tenaga penjualan dari perusahaan yang sama atau perusahaan yang berbeda, tergantung pada karakter masing-masing tenaga penjualan tersebut.
Sebagai pemula di bidang penjualan, saya tidak bisa mengabaikan poin ini. Selama berkarier di berbagai industri, saya selalu kesulitan membedakan apa yang membedakan produk kami dengan produk pesaing, dan seberapa signifikan perbedaan tersebut. Memang, dengan sedikit perubahan kata-kata, produk bisa tampak berbeda, tapi pada dasarnya tetap sama. Mungkin ada perbedaan harga karena skala perusahaan, tetapi dengan memberikan diskon besar, perbedaan itu pun menjadi tidak signifikan.
Meskipun begitu, pasti ada perbedaannya. Hanya saja, saya belum berhasil menemukannya. Bahkan jika sudah menyadari hal tersebut, siapa yang melakukan penjualan tetaplah menjadi faktor penting.
Oleh karena itu, saya belajar dengan rendah hati dan terus berusaha. Saya yang dulu mempersiapkan diri untuk menjadi komentator sepak bola, kini berjuang sebagai tenaga pemasaran kontrak di perusahaan asing. Berkat kerja keras dan kemampuan saya, saya mendapat kesempatan untuk menjadi karyawan tetap dan akhirnya sampai di posisi saya sekarang.
Saat ini, saya bekerja di perusahaan yang baru memasuki pasar Indonesia dan bertanggung jawab sebagai tenaga penjualan pertama untuk pasar Indonesia. Saya rajin menghadiri berbagai acara dan dengan malu-malu membagikan kartu nama saya. Meskipun tantangannya besar, saya bangga bisa memasuki pasar penerjemahan. Saya merasa senang bisa menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan perusahaan di pasar ini. Bahkan, saya sedikit heran karena ternyata kebutuhan akan jasa penerjemahan cukup banyak, sehingga saya mempertanyakan seberapa sulit pasar ini sebenarnya. Sebaliknya, saya melihat bahwa pasar ini semakin terspesialisasi dan berpotensi untuk berkembang lebih besar di masa mendatang.
Di tempat kerja saya sebelumnya, saya harus mengetuk pintu calon pelanggan sebanyak 7 kali untuk mendapatkan pelanggan pertama. Di tempat kerja saya saat ini, saya belum mendapatkan kontrak pertama. Saya ingin memberikan Anda kesempatan untuk menjadi pelanggan pertama saya yang bersejarah >_< Saya akan menyambut Anda dengan suara yang merdu.
Komentar0